Indonesia adalah negara dengan populasi yang sangat heterogen. Berbeda tidak hanya dari jenis suku saja. Ada perbadaan agama, bahasa, budaya, busana, dan lain sebagainya. Perbedaan tersebut berimplikasi positip juga negatip. Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, perbedaan itu menarik untuk dikaji. Sebagian masyarakat Indonesia telah memiliki kearifan dalam menjaga diri dan lingkungannya agar tetap bersih, sehat dan seimbang.
Beberapa kelompok masyarakat adat memiliki sejumlah ketentuan untuk melindungi alam sekitarnya agar terhindar dari bencana, ada yang menerapkan ketentuan pengelolaan hutan, kebiasaan menjaga kebersihan sungai dan sebagainya. Mereka juga telah lama membangun sistem kesehatan sendiri yang tentu saja dipandang sebagai teknik yang tradisional dan dinyatakan sebagai alternatip, bukan yang utama. Karena sistem pengobatan yang dijadikan arus utama adalah pengobatan cara Barat. Masyarakat kita mempunyai tradisi sendiri, semacam cara mencari pengobatan. Ada masyarakat tertentu yang menggunakan metode bekam (al Hijamah) sebagai upaya menjaga sekaligus teknik mengobati penyakit tertentu, ada pula sekelompok masyarakat yang mengobati penyakit dengan media air dan masih banyak lagi.
Melihat realitas yang demikian, penulis tertarik menyajikan makalah yang mengulas sengat lebah sebagai salah satu metode pengobatan.METODE
Penulisan ini disusun dari literatur tertulis yang sudah banyak dipublikasikan. Untuk memperkaya makalah ini, penulis melakukan sebuah wawancara dengan seorang pengobat yang menggunakan sengat lebah (apiterapis), yang berdomisili di Pandeglang.TERAPI SENGAT LEBAH DI KABUPATEN PANDEGLANG.
KILAS SINGKAT. Terapi lebah (apiterapi) dimulai di daratan
Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir. Pengobatan tradisional di Tiongkok memiliki umur ribuan tahun sebelum pengobatan modern mulai bangkit di Eropa. Salah satu bentuk modifikasi akupunktur yang populer di dunia saat ini adalah dengan menggunakan jarum
Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa disengat lebah sangat tidak menyenangkan. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab mengapa pengobatan dengan bisa lebah kurang diminati dibandingkan dengan metode pengobatan yang lain.
Menurut Pak Ajid, masyarakat yang datang pada umumnya menderita penyakit darah tinggi, eksim, sakit kepala, sakit perut, liver, ginjal, rematik, asam urat, tumor, wasir dan masih banyak lainnya. Dengan ekstra hati-hati ia berani mengobati pasien berpenyakit jantung.
Bisa lebah berwujud cairan bening denga rasa yang tajam dan pahit. Tidak berbau, bereaksi asam dan mempunyai gaya berat jenis 1,1313. Bisa lebah dapat mengering dengan segera pada suhu ruangan dan kadarnya menyusut hingga 30-40% dari berat cairan semula. Konsistensi cairan pun berubah menjadi seperti karet tanpa kehilangan kekuatannya. Bisa lebah tidak dapat diserap oleh selaput lendir usus sehingga tidak akan menimbulkan efek bila ditelan.
KOMPOSISI BISA LEBAH
Bisa lebah banyak mengandung air, enzim-enzim seperti fosfolipase A dan hialuronidase, zat melitin, adolapin, apamin dan MCD-peptida. Setiap zat tersebut memiliki khasiat dan kegunaan masing-masing.
BISA LEBAH SEBAGAI OBAT
Bisa lebah merupakan salah satu produk lebah yang banyak diteliti untuk terapi sejumlah penyakit. Bisa lebah mempengaruhi produksi hormon-hormon tubuh seperti kortisol, adrenalin, noradrenalin dan juga mempengaruhi pengeluaran histamin, suatu zat yang berperan dalam proses alergi. Karena fungsi tersebut, bisa lebah sangat efektif untuk mengobati rematik. Kandungan MCD-peptida bisa lebah dilaporkan 100 kali lebih efektif mengobati rematik dibandingkan dengan obat hidrokortison yang selama ini banyak digunakan. Bersama dengan melitin dan adolapin, zat MCD-peptida memiliki efek antiradang yang alami.
Bisa lebah juga mengandung zat yang bersifat racun terhadap sel sehingga dapat mengobati kanker. Melitin dan fosfolipase A2 dalam bisa lebah dapat melarutkan sel, menghambat pertumbuhan sel, dan membuat sel kekurangan makanan hingga sel tumor akan mati. Melitin dapat merusak lapisan luar sel dan menimbulkan kebocoran sel darah merah (hemolisis). Penelitian memperlihatkan bisa lebah dapat menghambat pembekuan darah, mencegah pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) dan menghambat tersumbatnya pembuluh darah oleh bekuan darah. Selain sebagai antiradang, bisa lebah juga mengandung sifat antibakteri. Pada dosis tertentu bisa lebah mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Lebah yang sering digunakan untuk terapi sengat lebah adalah jenis Apis Mellifera dan Apis Cerana.
KONTRAINDIKASI
Terapi bisa lebah tidak boleh diberikan pada penderita alergi, penyakit jantung dan tuberkolosis. Terapi bisa lebah juga tidak diperbolehkan untuk menobati sifilis, gonorrhea, infeksi jantung dan penyakit ginjal.
Pak Ajid tentu bukanlah satu-satunya apiterapis yang menggunaan sengat lebah di Indonesia. Masih banyak Ajid lain. Secara teoritis terapi dengan sengat lebah tidak dianjurkan untuk penderita Jantung dan ginjal, akan tetapi Pak Ajid tetap melayani pasien berpenyakit jantung dan ginjal. Ini tentu saja bisa membahayakan pasien meski Pak Ajid melakukannya dengan ekstra hati-hati.
TEKNIK PENGOBATAN BISA LEBAH
Bisa lebah digunakan untuk terapi penyakit dengan beberapa cara, di antaranya: sengat lebah secara langsung, akupunktur yang dikombinasi sengat lebah, suntikan bisa lebah, topikal, elektroforesis, ultrasonoforesis, tablet dan inhalasi.
SEBELUM MEMULAI TERAPI
Sebelum mendapatkan terapi sengat lebah, seseorang haruslah melewati sejumlah prosedur tertentu. Pertama, pasien harus dipastikan diagnosisnya terlebih dahulu lewat pemeriksaan yang teliti dan bila diperlukan lakukan pemeriksaan laboratorium ataupun rontgent. Kedua, setelah didiagnosis penyakitnya, ditentukan apakah ada indikasi untuk diberikan terapi bisa lebah dan perlu diketahui apakah pasien memiliki kontraindikasi, misalnya penyakit alergi, meskipun pasien merasa tidak ada alergi tetap harus dilakukan uji kulit untuk memastikannya.
Pada tingkat aplikasi di lapangan, tidak semua pasien yang diobati Pak Ajid melewati kedua prosedur di atas. Sebagian pasien merasa prosedur tersebut tidak praktis dan tentu memerlukan biaya yang relatif besar. Mereka berani berobat karena berpikir meski salah terapi toh tidak banyak efek samping yang ditimbulkan. Kecuali pasien yang merasa bosan berobat ke rumah sakit, prosedur maksimal yang ditempuh sebelum terapi adalah pemeriksaan tekanan darah saja.
PENYAKIT YANG BISA DIOBATI
Terapi bisa lebah banyak diaplikasikan untuk mengobati berbagai penyakit. Misalnya; rematik, sklerosis, luka parut, penyakit mata, gangguan saraf, penyakit kulit, kecanduan narkotika, hipertensi, malaria, gangguan pra haid, dan sindrom kelelahan kronis.
KESIMPULAN
Bisa lebah merupakan salah satu produk lebah yang banyak diteliti untuk terapi sejumlah penyakit. Misalnya; rematik, sklerosis, luka parut, penyakit mata, gangguan saraf, penyakit kulit, kecanduan narkotika, hipertensi, malaria, gangguan pra haid, dan sindrom kelelahan kronis.
Terapi bisa lebah tidak boleh diberikan pada penderita alergi, penyakit jantung, tuberkolosis, sifilis, gonorrhea, infeksi jantung dan penyakit ginjal.
Sebelum mendapatkan terapi sengat lebah, seseorang haruslah melewati dua prosedur. Pertama, pasien harus dipastikan diagnosisnya terlebih dahulu lewat pemeriksaan yang teliti dan bila diperlukan lakukan pemeriksaan laboratorium ataupun rontgent. Kedua, setelah didiagnosis penyakitnya, ditentukan apakah ada indikasi untuk diberikan terapi bisa lebah dan perlu diketahui apakah pasien memiliki kontraindikasi.
Pemerintah seharusnya mendukung upaya masyarakat dalam mencari dan mengembangkan sistem pengobatan alternatif. Diperlukan fasilitasi yang memadai agar terapis memiliki standar pelayanan tertentu yang aman.
Perlu dikembangkan pengobatan yang terintegrasi antara model Barat dan tradisional. Sehingga masyarakat memiliki pilihan yang luas dan sama baiknya dalam upaya mencari pengobatan.
REFERENSI
Suranto, A. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Jakarta: Agromedia Pustaka.
…
Wawancara dengan Pak Ajid, pengobat sengat lebah di Kabupaten Pandeglang melalui telepon pada tanggal 23 Desember 2007.